BATTLE
OF EMPIRES FETIH 1453
Muhajir Hilaly Amin (D1813050)
Jenis Film :
Epik
Produser :
Faruk Aksoy
Servet Aksoy
Ayse Germen
Sutradara :
Faruk Aksoy
Penulis Naskah :
Atilla Engin
Perusahaan Film :
Aksoy Film Production
Pemeran Film Fetih
1453
Devrim Evin sebagai
Sultan Al-Fatih
Ibrahim Celikkoi
sebagai Ulubatli Hasan
Dilek Serbes
sebagai Era
Cengiz Coskun
sebagai Sovalye Guistiniani
Erden Alkan Sebagai
Candarli Halil Pasa
Fetih
1453 adalah film buatan Turki yang disutradari oleh Faruk Aksoy. Film ini
diluncurkan serentak di berbagai belahan dunia pada tanggal 16 Februari 2012.
Momen ini diriwayatkannya dari sebuah hadits dan dijadikan pembuka alur cerita,
sekaligus mengisyaratkan bahwa keseluruhan visualisasi yang disajikan adalah
bentuk adaptasi dari kisah nyata yang terjadi ratusan tahun silam. Saat itu,
tentara kesultanan Usmani di bawah komando langsung dari sang Sultan Muhammad
II mampu menaklukkan kota dengan pertahanan terbaik di dunia, yakni
Konstantinopel.
Sultan Muhammad Al-Fatih atau juga yang
dikenal sebagai Sultan Mehmed II merupakan seorang pemimpin tangguh yang sudah
dari kecil menerima banyak didikan agama. Beliau dilahirkan pada tanggal 26
Rajab 833 H. Pada usia 21 tahun, ia mampu menguasai 6 bahasa dan ahli bidang
strategi perang, sains, matematika. Sisi lain dibalik kesuksesan dan jiwa
kstarianya, ternyata yang paling membuat beliau tangguh laur dalam adalah
ketekunannya dalam melaksanakan shalat Tahajud.
Sejak kecil, Sultan Murad II, yaitu
ayah dari Sultan Muhammad Al-Fatih sangat menekankan pentingnya pendidikan
agama. Sehingga tidak sedikit para ulama yang didatangkan untuk mendidik
beliau, yang diantaranya adalah Syekh Ahmad bin Ismail Al-Kuroniy, seorang
pakar fikih yang juga memiliki pengetahuan yang dalam bidang ilmu Nawhu, Ma’ani
dan Bayan. Kebesaran nama Sultan Muhammad Al Fatih berusaha ditutupi oleh
berbagai propaganda barat, mulai dari pengurangan studi seputar sejarah Islam
yang bahkan sangat terasa di Indonesia yang mayoritas Islam sekalipun, hingga
pembuatan berbagai cerita dan kisah yang dipelintir untuk membengkokkkan
kebeneran sejarah.
Sosok Muhammad Al-Fatih adalah jawaban
kebenaran atas sabda Rasulullah SAW :
“Konstantinopel akan dibebaskan di tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan kota itu. Dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.”(HR. Ahmad). Sebuah hadist yang menggerakan jiwa-jiwa pemuda Islam yang bermental jihad untuk berlomba-lomba membebaskan Konstantinopel. Yang disaat itu seperti sesuatu yang mustahil untuk ditaklukan oleh siapapun, karena pada saat itu Konstatinopel bisa dibilang sebagai jantungnya dunia.
“Konstantinopel akan dibebaskan di tangan seorang laki-laki. Maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpin yang membebaskan kota itu. Dan sebaik-baik tentara adalah tentaranya.”(HR. Ahmad). Sebuah hadist yang menggerakan jiwa-jiwa pemuda Islam yang bermental jihad untuk berlomba-lomba membebaskan Konstantinopel. Yang disaat itu seperti sesuatu yang mustahil untuk ditaklukan oleh siapapun, karena pada saat itu Konstatinopel bisa dibilang sebagai jantungnya dunia.
Strategi Perang Yang “Gila”
Hari Jumat, 6 April 1453 M, Sultan
Muhammad II bersama gurunya Syaikh Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil
Pasha dan Zaghanos Pasha merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari
berbagai penjuru benteng kota tersebut dengan berbekal 150.000 ribu pasukan dan
meriam teknologi baru pada saat itu. Muhammad II mengirim surat kepada
Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan
membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa
dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran
Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa. Kota dengan benteng lebih dari 10
meter tersebut memang sulit ditembus, di sisi luar benteng pun dilindungi
oleh parit 7 meter. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng
dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus berhadapan dengan
pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk
ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga
kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-mingu benteng Byzantium tak bisa dijebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tersebut dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Berhari-hari hingga berminggu-mingu benteng Byzantium tak bisa dijebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine langsung mempertahankan celah tersebut dan cepat menutupnya kembali. Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Hingga akhirnya sebuah ide yang
terkesan bodoh dilakukan hanya dalam waktu semalam. Salah satu pertahanan yang
agak lemah adalah melalui Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut
akhirnya dilakukan, yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk
menghindari rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa
memasuki wilayah Teluk Golden Horn (ini adalah ide ”tergila” pada masa itu
namun taktik ini diakui sebagai taktik peperangan (warfare strategy) yang
terbaik di dunia oleh para sejarawan barat sendiri.
Kekurangan &
Kelebihan
v Kekurangan
·
Penggambaran sosok
Sultan Mehmed yang tidak sesuai sejarah
·
Tidak terjaganya
aurat.
·
Sosok Hasan lebih
ditonjolkan daripada Sultan Mehmed.
v Kelebihan
·
Nilai-nilai
kepahlawanan dan keluhuran islamiyah.
·
Strategi perang yang bagus.
·
Alur ceritanya yang menarik untuk ditonton.
Hikmah Yang
Bisa Dipetik
Kiat
sukses selanjutnya ialah kesabaran. Mulai dari kesabaran dalam mempersiapkan
diri sampai kesabaran dalam berperang. Seperti dijelaskan diatas, bahwa
Muhammad Al Fatih tidak terburu-buru menyerang, tetapi berbagai persiapan
dilakukan terlebih dahulu. Kemudian, saat peperangan dimulai, diperlukan waktu
54 hari untuk menaklukan kota Konstantinopel. Hampir dua bulan, hidup dalam
peperangan, capek, dan nyawa terancam. Tetapi Muhammad Al Fatih dan pasukan
tetap teguh dalam usahanya menaklukan kota Konstantinopel. Inilah yang disebut
sabar, sabar saat berusaha, bukan sabar yang diam atau menyerah. Artinya kita
pun perlu memiliki kesabaran dalam meraih cita-cita kita. Kita harus sabar
mulai dari persiapan dan sabar dalam menempuh perjalanan menuju tujuan kita.
Ini kiat sukses sederhana, namun sedikit sekali orang yang mau melakukannya.
Mudah-mudahan kiat sukses ini tambah meresap dan menghujam ke hati kita. “Bermunajat
hanya kepada Allah, jauhkan diri dari maksiat, bertahajjud pada malam hari dan
berpuasalah pada esok hari.” – Muhammad Al Fatih

Tidak ada komentar:
Posting Komentar